Direktur Eksekutif Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Nanang Asfarinal menyebut Kota Banda Aceh pastas menjadi salah satu kota destinasi wisata favorit di Indonesia. Banda Aceh pun disebutnya layak menerima kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Hal itu menurutnya karena Banda Aceh memiliki kekuatan atau kekayaan tradisi, budaya, dan objek/destinasi wisata. “Banda Aceh kota yang layak menerima kunjungan wisatawan dengan kekuatan tradisi dan budayanya. Kami bersama segenap delegasi JKLI, termasuk para kepala daerah menjadi saksi mata.”
Begitu ungkap Nanang di sela-sela Seminar Internasional “Pusaka Waktu” dalam rangka Pra Kongres V JKPI di Aula Mawardy Nurdin, Balai Kota Banda Aceh, Selasa 30 Maret 2021. Acara itu diikuti oleh para kepala daerah dan wakil kepala daerah dari kabupaten/kota anggota JKPI se-Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, ia juga memuji penyambutan dan pelayanan dari Pemko Banda Aceh selaku tuan rumah. “Kami sangat merasakan pelayananan yang luar biasa, terutama dari Pak Wali Kota Aminullah semenjak kedatangan dari hari pertama acara. Mewakili delegasi kami mengucapkan terima kasih.”
Selain terkesan dengan pelayanan, ia menyatakan tinggal di Banda Aceh sangat menyenangkan. “Saya begitu menikmati suasana di sini hingga tanpa terasa tiga hari sudah berlalu. Setelah ini, kami bersiap pergi ke Bogor untuk persiapan kongres, dan berat rasanya meninggalkan Banda Aceh,” katanya.
Nanang pun menyebut Pra Kongres V JKPI di Banda Aceh berjalan lancar dan sukses. “Ada sebuah harapan yang harus kita tindaklanjuti tentang ibukota kebudayaan. Ini PR besar. Dan Alhamdulillah, tahun ini kita sudah menetapkan Banda Aceh sebagai Ibukota Kebudayaan Indonesia.”
Di akhir acara, Direktur Eksekutif JKPI Nanang Asfarinal dengan disaksikan Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, turut menyerahkan surat kesiapan kepada Kota Palembang sebagai tuan rumah Rakernas JKPI 2022. Usai makan siang bersama, seluruh delegasi JKPI mengikuti city tour untuk mengunjungi sejumlah objek wisata populer di Banda Aceh.