Konsolidasi Nsup Kotaku Gampong Peunayong

Kepala Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Permukiman (Satker PIP) Kota Banda Aceh mengadakan Rapat Koordinasi untuk Konsolidasi NSUP ( Nasional Slum Upgrading Program) pada program KOTAKU di Kota Banda Aceh bertempat di Ruang Rapat Dinas Perkim Kota Banda Aceh Rabu (12/6)

Koordinator Kota Program KOTAKU Banda Aceh Ika Astuti langsung mempresentasikan kondisi Gampong Peunayong sebelum ditangani Program KOTAKU sampai sekarang. “Kawasan kumuh sampai dengan akhir tahun 2018 yang masih menyisakan 10,77 hektar artinya di tahun 2019 ini kita akan menuntaskan luasan tersebut dengan melakukan intevensi terhadap kegiatan-kegiatan yang masih menyisakan kawasan kumuh, dari data kami Gampong Peunanyong permasalah yang belum tuntas adalah masalah Sanitasi (IPAL Komunal), drainase dan jalan sehingga fokus penuntasan ada pada kegiatan tersebut,” papar Ika

“Gampong Peunanyong di BPM tahun 2019 pada Program KOTAKU menerima alokasi dana sebesar 1 (satu) milyar sehingga dari dana tersebut sudah mencukupi untuk menuntaskan kawasan kumuh di Gampong Peunanyong dari pra desain yang di buat oleh BKM terdapat 3 (tiga) paket kegiatan dengan total dana Rp. 992.500.000,- dengan BOP sebesar Rp. 7.500.000,- jadi total 1 Milyar. Sebagai catatan kepada Gampong Peunanyong bahwa Gampong melalui TPP (Tim Pemanfaat dan Pengguna) untuk dapat melakukan Operasi dan Pemeliharaan (O & P) pekerjaan atau kegiatan di tahun 2018 lalu harus telah terlaksana, nanti saya mohon Pak Geucik untuk memberikan dukungan mengenai hal ini,” Papar Ika

Rapat yang dipimpin oleh Kasatker PIP Kota Banda Muhammad Siswanto, ST, MT yang dihadiri Kadis Perkim Kota Banda Aceh Jalaluddin, ST, MT dan Sekretaris Dinas Rosdi, ST PPK PKPBM Edwyn Akhsa, ST, MT beserta Staf, Unsur Gampong bersama Geuchik Peunayong, Koordinator dan Anggota BKM, serta KOTAKU Banda Aceh. Rapat ini dalam rangka penyempurnaan konsep perubahan wajah Desa BPM (Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat) tahun 2019 Kota Banda Aceh. Rapat merupakan lanjutan penerima BPM Gampong Peunayong

Rapat sesi kedua ini dimaksudkan untuk konsolidasi dengan Gampong Peunanyong. Selain itu juga ada diskusi membahas peran gampong Peunayong menjadi pilot project ditahun ini. Setelah presentasi oleh KORKOT KOTAKU Banda Aceh mengenai demografi, penanganan kumuh, konsep dan pra desain kegiatan ditahun 2019 yang kemudian bisa menjadi output untuk langkah selanjutnya bagi Gampong Peunayong ini.

BPM di Gampong Peunayong melalui Geucik Peunayong Drs. Sabri mengucapkan apresiasi yang tinggi karena Gampong Peunayong melanjutkan penuntasan kawasan kumuh pada tahun ini, memang secara umum permasalah yang disampaikan Ika Astuti tadi sudah lengkap.

“Gampong Peunanyong masih memiliki sisa kegiatan yang belum tertangani khususnya mengenai sanitasi, yang merupakan kawasan yang memiliki potensi besar karena Gampong Peunayong berada pada kawasan padat pada kegiatan jual beli barang maupun jasa. Yang utama untuk masalah limbah padat dan limbah rumah tangga semua buang ke saluran drainase yang ada saya membayangkan seandainya ini dilakukan berpuluh tahun akan berdampak pada kualitas permukiman dan saat ini warga kami sudah merasakan itu, dimana terjadinya penurunan kualitas karena faktor masyakat yang belum sadar dengan kesehatan,” ungkap Sabri.

“Kondisi ini diperparah dengan kondisi drainase yang sudah penuh oleh lemak, kotoran dan sedimen bahkan di kawasan belakang Warung Bakso Kojek, banyak warga disana membuang kotoran mereka langsung ke saluran, jadi intinya saya mohon bantuan pak Kasatker, KOTAKU dan seluruh stake holder untuk membantu kami menuntaskan ini,”tutup Sabri.

“Mengenai masalah sanitasi di Gampong Peunanyong ini sebenarnya sudah menjadi isu kota banda aceh sehingga dari tahun 2011, masalah sanitasi terutama IPAL sebenarnya sudah kita bangun diantaranya di Jalan Kartini, Pasar Ikan Peunayong, di Masjid Peunayong dan dibeberapa titik namun hal tersebut tidak berfungsi dengan baik akibat pola pikir masyarakat yang belum memahami akan penting sanitasi lingkungan, namun itulah realitanya kondisi saat ini sampai sekarang belum tuntas sehingga berimbas pada penurunan kualitas lingkungan di Gampong Peunayong. Kami berkomitmen di tahun ini kami akan menuntaskan sebagian masalah tersebut namun kami terbentur dengan lokasi penempatan IPAL komunal tersebut, yang kami deteksi bahwa daerah deliniasi yang akan dituntaskan ada pada Dusun Merpati dan Dusun Garuda kami berharap juga masukan dari Geuchik untuk lokasi rehabilitasi yang ada di Masjid Peunayong apakah memungkinkan untuk kami rehabilitasi kembali nantinya “jelas Kasatker.

Geuchik Sabri menyambut baik atas rencana yang disampaikan Kasatker PIP Kota Banda Aceh dan berharap segera dilaksanakan sehingga dapat mengatasi masalah sanitasi yang sudah menahun ini.

Kasatker mengarahkan kepada Korkot untuk segera melakukan survey lanjutan dimana lokasi yang menjadi target yang disampaikan Geuchik yakni dilorong antaran Hotel Medan dan Hotel Prapat.

PPK PKPBM dan PPK Sanimas nantinya akan melakukan survey. Untuk itu perlu dukungan Koordinator BKM untuk memberikan gambaran lokasi dan potensi-potensi baik potensi konflik, ketersediaan lahan dan kepemilikan lahan dan kondisi lainnya,”ujar Kasatker.

Kesimpulan rapat ini menyatakan bahwa perlu penyempurnaan desain berikut dengan dokumen Safe Guard untuk menghindari konflik warga termasuk kemungkinan bila IPAL Komunal yang ada layak untuk dibangun maka ada kemungkinan akan mengurangi dana dari paket kegiatan yang telah didesain sebelumnya. Muhammad Siswanto berharap kegiatan ini berhasil dan kepada Korkot untuk segera membantu BKM menyiapkan dokumen (wyn)